MUHAMMAD "AL-FATIH" & VLAD III "DRACULA"
KISAH MUHAMMAD "AL-FATIH" & VLAD III "DRACULA"
A.Pendahuluan
Apa
yang muncul di benak kita saat mendengar nama “Dracula”? apakah gambar
yang muncul adalah vampir? orang bertaring? kastil abad pertengahan?
atau kesemuanya?. Kebanyakan orang mengenal Dracula dari novel besutan
Abraham Bram Stoker, namun jarang sekali yang mengetahui bahwa Dracula
itu memang ada nyatanya dan Bram Stoker terinspirasi dari kekejaman
tokoh aslinya.
Tidak
hanya nyata, sampai sekarang Dracula masih jadi pahlawan rakyat
Rumania, dan masih ada hubungannya dengan sejarah Islam. Lebih jelas
lagi, Dracula atau Vlad Dracul III ini adalah salah satu lawan perang
dari Sultan Muhammad II (Mehmed II) Al-Fatih sang penakluk
Konstantinopel.
B.The Islam Ghazi
Bagi
yang pernah membaca kisah Muhammad Al-Fatih (Mehmed II),pasti yang
muncul adalah sebutan "Sang Penakluk Konstantinopel",hal itu memang
benar adanya.Sultan Mehmed berhasil menggenapi hadist suci Rasulullah
yaitu :
"Kota Konstantinopel akan jatuh
ke tangan islam.Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin
dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan."
[H.R.Ahmad].
Dengan takluknya kota
Konstantinopel (Sekarang Istanbul) ketangan islam pada 29 Mei 1453
M.Sultan Mehmed berhak mendapat gelar 'Pemimpin terbaik' dan pasukannya
adalah pasukan terbaik pula.Tetapi hal yang dibahas disini bukan tentang
itu.melainkan tentang prestasi Muhammad Al-Fatih yang lain,yaitu
keberhasilan Muhammad Al-Fatih membinasakan Dracula "Sang Pembantai Umat
Islam"
C.The Real "Dracula"
“Dracul-ae”
itu sebutan bahasa Rumania untuk bangsawan Ordo Naga (Rumania; Draco =
Naga), dan akhiran “-ae” bermakna “putranya dari”.diambil dari gelar
ayahnya "Dracul" yang artinya "Sang Naga",jadi Draculae bermakna "Putra
Sang Naga".Tetapi penyebutannya telah diubah menjadi Dracula.Adapun
“Ordo Naga” adalah salah satu kelompok ksatria yang disiapkan oleh
Sigismund Sang Raja Suci Romawi sebagai ksatria khusus dalam perang
salib melawan Islam
Nama
Dracula sendiri merujuk pada Vlad III “Tepes”, anak dari Vlad II
voivode (gubernur) Wallachia, Rumania. Pada masa Vlad II ayahnya,
Wallachia dikuasai oleh Kesultanan Utsmani, dan sebagai jaminan
kesetiaan, Vlad III (Dracula) kemudian disekolahkan di Kesultanan
Utsmani
Dracula/Vlad
III lalu dididik di kesatuan Yeniseri bersama adiknya Radu cel Frumos,
dan mereka belajar di kesatuan militer terbaik di masanya. Usia Dracula
waktu itu masih belia, 13 tahun saja, hanya selisih satu tahun dari
Muhammad Al-Fatih yang berusia 12 tahun. Namun walau masih belia,
Dracula sudah disumpah dalam Ordo Naga yang dibentuk untuk memerangi
kaum Muslim, dan itulah yang jadi niatnya. Karenanya dia sangat membenci
Muhammad Al-Fatih dan Islam, walau adiknya Radu cel Frumos menjadi
Muslim dan kepercayaan Al-Fatih pada gilirannya
Saat
ayahnya Dracula, Vlad II dibunuh dan dikudeta pada 1447 oleh Jonas
Hunyadi dari Hungaria, Kesultanan Utsmani lalu membantu membebaskan
Wallachia dari cengkeraman Jonas Hunyadi. Selepas itu Sultan Murad II,
ayah Muhammad Al-Fatih, lalu meminta pada Dracula untuk menggantikan
ayahnya memimpin di Wallachia
Diluar
dugaan, inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu Dracula, yang sedari
awal pun membenci ayahnya karena mau tunduk pada Muslim. Berbekal bahasa
Arab, Turki dan pengetahuan militer di Yeniseri, Dracula menyamar
menjadi bagian dari kaum Muslim di setiap benteng-benteng kaum Muslim
dan menghabisi benteng-benteng Islam di Rumania dari dalam.
D.Ekspedisi penangkapan Dracula
Baru
pasca penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, Sultan Muhammad
Al-Fatih baru sempat menghadapi Dracula secara khusus. Pada 1462 Muhamad
Al-Fatih memerintahkan Hamzah Bey membawa 1.000 pasukan untuk menangkap
Dracula, dan nasib 1.000 pasukan ini berakhir tragis.
Dracula
menggunakan kemampuan infiltrasinya dengan apa yang dia pelajari di
Yeniseri, dia benar-benar memahami taktik dan strategi berperang ummat
Muslim, lalu dengan gerakan-gerakan yang efektif, Dracula kemudian
mengalahkan dan membantai 1.000 pasukan Muslim itu. Dracula menyula
(menusuk dengan kayu dari anus hingga tembus ke kerongkongan,dada atau
kepala) lalu dipancanglah 1.000 pasukan ini, hingga jadi hutan mayat
manusia. Hamzah Bey, komandan pasukan ini, ditempatkan ditengah hutan
mayat dan ditaruh di kayu paling tinggi sebagai simbol.
Sejak itu Vlad III Dracul mendapat gelar “Tepes” atau “The Impaler” – “Sang Penyula”, kekejamannya dikenal dan diakui dunia
Mendapati
hal ini, Sultan Muhammad Al-Fatih lalu menugaskan Radu Cel Frumos, adik
dari Vlad III Dracula untuk memimpin 90.000 pasukan guna menghentikan
Dracula. Perlu serigala untuk hentikan serigala, Al-Fatih paham bahwa
Radu orang yang tepat karena dataran Rumania hanya bisa dipahami orang
aslinya
Radu Cel Frumos
Berbeda
dengan kakaknya Vlad III Dracula, adiknya Radu Cel Frumos ini memeluk
Islam dan menjadi Muslim serta pemimpin pasukan khusus Yeniseri (Agha
Yeniseri). Radu memimpin 90.000 pasukan menerobos hutan dan tanah
berbukit Rumania untuk menyerang kakaknya Dracula yang bertahan di
benteng ‘Poenari’ miliknya
Benteng Poenari saat ini,kerusakan benteng ini membuktikan kuatnya kekuatan pasukan Radu
Pertempuran
ini sangat tidak mudah, mengingat Cetatea Poenari (Benteng Poenari),
sangat terjal tanahnya dan sulit ditembus. Akhirnya serangan Radu pada
1462 puncaknya di Benteng Poenari terjadi malam hari yang dikenal
“Atacul de Noapte” – “The Night Attack”
Radu
cel Frumos menggantikan Dracula jadi pemimpin Wallachia setelah
mengalahkannya. Dracula yang kalah dalam peperangan menyelamatkan diri
dan lari meminta perlindungan pada Jonas Hunyadi Raja Hungaria. Dracula
menghabiskan sisa hidupnya dibawah pembunuh ayahnya, Jonas Hunyadi yang
juga musuh Al-Fatih lainnya,
E.Akhir riwayat Dracula
Pada sekitar 1478, Dracula terlibat dalam perang dgn tentara spahi utsmani yg dikirim oleh Sultan Al-Fatih di dekat Bucharest.Disana Dracula berhasil dipenggal. Muhammad Al-Fatih memenggal kepala Dracula di dekat Danau Sganov.Kepalanya
adalah bukti bahwa org yg bengis dan haus darah ini benar-benar telah
mati, sedangkan badannya dikubur di Biara Snagov.
Namun
warisan Dracula tetap kekal bagi dunia, kekejaman tiada banding yang
dia contohkan, dan kebiadaban tanpa batas. Sampai saat ini Rumania
mengakuinya sebagai pahlawan negara dalam perang salib, dan
patung-patungnya bertebaran di Rumania. Bagi kaum Muslim, Dracula adalah
simbol kekejaman musuh kemanusiaan, penusuk manusia, dan penghisap
darah. Namun saat ini konsep Dracula, Vampir, dibuat dan dibungkus
dengan bagus hingga memikat ummat Muslim dan melupakan wajah aslinya.
Dan,
harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok Dracula dari fakta
menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat
dari seberapa banyak masyarakat-khususnya umat Islam sendiri-yang
mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung
bisa dipastikan amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang
Dracula bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh
dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan
vampir yang haus darah.
lalu siapakah pahlawan yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mehmed II Sang Sultan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov.
lalu siapakah pahlawan yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mehmed II Sang Sultan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov.
0 komentar:
Posting Komentar