MUHAMMAD "AL-FATIH" & VLAD III "DRACULA"

on Senin, 17 November 2014

MUHAMMAD "AL-FATIH" & VLAD III "DRACULA"

 KISAH MUHAMMAD "AL-FATIH" & VLAD III "DRACULA"

A.Pendahuluan
Apa yang muncul di benak kita saat mendengar nama “Dracula”? apakah gambar yang muncul adalah vampir? orang bertaring? kastil abad pertengahan? atau kesemuanya?. Kebanyakan orang mengenal Dracula dari novel besutan Abraham Bram Stoker, namun jarang sekali yang mengetahui bahwa Dracula itu memang ada nyatanya dan Bram Stoker terinspirasi dari kekejaman tokoh aslinya.
Tidak hanya nyata, sampai sekarang Dracula masih jadi pahlawan rakyat Rumania, dan masih ada hubungannya dengan sejarah Islam. Lebih jelas lagi, Dracula atau Vlad Dracul III ini adalah salah satu lawan perang dari Sultan Muhammad II (Mehmed II) Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel.
B.The Islam Ghazi
Bagi yang pernah membaca kisah Muhammad Al-Fatih (Mehmed II),pasti yang muncul adalah sebutan "Sang Penakluk Konstantinopel",hal itu memang benar adanya.Sultan Mehmed berhasil menggenapi hadist suci Rasulullah yaitu :
"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam.Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." [H.R.Ahmad].
Dengan takluknya kota Konstantinopel (Sekarang Istanbul) ketangan islam pada 29 Mei 1453 M.Sultan Mehmed berhak mendapat gelar 'Pemimpin terbaik' dan pasukannya adalah pasukan terbaik pula.Tetapi hal yang dibahas disini bukan tentang itu.melainkan tentang prestasi Muhammad Al-Fatih yang lain,yaitu keberhasilan Muhammad Al-Fatih membinasakan Dracula "Sang Pembantai Umat Islam"
C.The Real "Dracula"
“Dracul-ae” itu sebutan bahasa Rumania untuk bangsawan Ordo Naga (Rumania; Draco = Naga), dan akhiran “-ae” bermakna “putranya dari”.diambil dari gelar ayahnya "Dracul" yang artinya "Sang Naga",jadi Draculae bermakna "Putra Sang Naga".Tetapi penyebutannya telah diubah menjadi Dracula.Adapun “Ordo Naga” adalah salah satu kelompok ksatria yang disiapkan oleh Sigismund Sang Raja Suci Romawi sebagai ksatria khusus dalam perang salib melawan Islam
Nama Dracula sendiri merujuk pada Vlad III “Tepes”, anak dari Vlad II voivode (gubernur) Wallachia, Rumania. Pada masa Vlad II ayahnya, Wallachia dikuasai oleh Kesultanan Utsmani, dan sebagai jaminan kesetiaan, Vlad III (Dracula) kemudian disekolahkan di Kesultanan Utsmani
Dracula/Vlad III lalu dididik di kesatuan Yeniseri bersama adiknya Radu cel Frumos, dan mereka belajar di kesatuan militer terbaik di masanya. Usia Dracula waktu itu masih belia, 13 tahun saja, hanya selisih satu tahun dari Muhammad Al-Fatih yang berusia 12 tahun. Namun walau masih belia, Dracula sudah disumpah dalam Ordo Naga yang dibentuk untuk memerangi kaum Muslim, dan itulah yang jadi niatnya. Karenanya dia sangat membenci Muhammad Al-Fatih dan Islam, walau adiknya Radu cel Frumos menjadi Muslim dan kepercayaan Al-Fatih pada gilirannya
Saat ayahnya Dracula, Vlad II dibunuh dan dikudeta pada 1447 oleh Jonas Hunyadi dari Hungaria, Kesultanan Utsmani lalu membantu membebaskan Wallachia dari cengkeraman Jonas Hunyadi. Selepas itu Sultan Murad II, ayah Muhammad Al-Fatih, lalu meminta pada Dracula untuk menggantikan ayahnya memimpin di Wallachia
Diluar dugaan, inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu Dracula, yang sedari awal pun membenci ayahnya karena mau tunduk pada Muslim. Berbekal bahasa Arab, Turki dan pengetahuan militer di Yeniseri, Dracula menyamar menjadi bagian dari kaum Muslim di setiap benteng-benteng kaum Muslim dan menghabisi benteng-benteng Islam di Rumania dari dalam.
D.Ekspedisi penangkapan Dracula
Baru pasca penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih baru sempat menghadapi Dracula secara khusus. Pada 1462 Muhamad Al-Fatih memerintahkan Hamzah Bey membawa 1.000 pasukan untuk menangkap Dracula, dan nasib 1.000 pasukan ini berakhir tragis.
Dracula menggunakan kemampuan infiltrasinya dengan apa yang dia pelajari di Yeniseri, dia benar-benar memahami taktik dan strategi berperang ummat Muslim, lalu dengan gerakan-gerakan yang efektif, Dracula kemudian mengalahkan dan membantai 1.000 pasukan Muslim itu. Dracula menyula (menusuk dengan kayu dari anus hingga tembus ke kerongkongan,dada atau kepala) lalu dipancanglah 1.000 pasukan ini, hingga jadi hutan mayat manusia. Hamzah Bey, komandan pasukan ini, ditempatkan ditengah hutan mayat dan ditaruh di kayu paling tinggi sebagai simbol.
Sejak itu Vlad III Dracul mendapat gelar “Tepes” atau “The Impaler” – “Sang Penyula”, kekejamannya dikenal dan diakui dunia
Mendapati hal ini, Sultan Muhammad Al-Fatih lalu menugaskan Radu Cel Frumos, adik dari Vlad III Dracula untuk memimpin 90.000 pasukan guna menghentikan Dracula. Perlu serigala untuk hentikan serigala, Al-Fatih paham bahwa Radu orang yang tepat karena dataran Rumania hanya bisa dipahami orang aslinya
Radu Cel Frumos
Berbeda dengan kakaknya Vlad III Dracula, adiknya Radu Cel Frumos ini memeluk Islam dan menjadi Muslim serta pemimpin pasukan khusus Yeniseri (Agha Yeniseri). Radu memimpin 90.000 pasukan menerobos hutan dan tanah berbukit Rumania untuk menyerang kakaknya Dracula yang bertahan di benteng ‘Poenari’ miliknya
Benteng Poenari saat ini,kerusakan benteng ini membuktikan kuatnya kekuatan pasukan Radu
Pertempuran ini sangat tidak mudah, mengingat Cetatea Poenari (Benteng Poenari), sangat terjal tanahnya dan sulit ditembus. Akhirnya serangan Radu pada 1462 puncaknya di Benteng Poenari terjadi malam hari yang dikenal “Atacul de Noapte” – “The Night Attack”
Radu cel Frumos menggantikan Dracula jadi pemimpin Wallachia setelah mengalahkannya. Dracula yang kalah dalam peperangan menyelamatkan diri dan lari meminta perlindungan pada Jonas Hunyadi Raja Hungaria. Dracula menghabiskan sisa hidupnya dibawah pembunuh ayahnya, Jonas Hunyadi yang juga musuh Al-Fatih lainnya,
E.Akhir riwayat Dracula
Pada sekitar 1478, Dracula terlibat dalam perang dgn tentara spahi utsmani yg dikirim oleh Sultan Al-Fatih di dekat Bucharest.Disana Dracula berhasil dipenggal. Muhammad Al-Fatih memenggal kepala Dracula di dekat Danau Sganov.Kepalanya adalah bukti bahwa org yg bengis dan haus darah ini benar-benar telah mati, sedangkan badannya dikubur di Biara Snagov.
Namun warisan Dracula tetap kekal bagi dunia, kekejaman tiada banding yang dia contohkan, dan kebiadaban tanpa batas. Sampai saat ini Rumania mengakuinya sebagai pahlawan negara dalam perang salib, dan patung-patungnya bertebaran di Rumania. Bagi kaum Muslim, Dracula adalah simbol kekejaman musuh kemanusiaan, penusuk manusia, dan penghisap darah. Namun saat ini konsep Dracula, Vampir, dibuat dan dibungkus dengan bagus hingga memikat ummat Muslim dan melupakan wajah aslinya.
Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat-khususnya umat Islam sendiri-yang mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan vampir yang haus darah.

lalu siapakah pahlawan yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mehmed II Sang Sultan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov.

0 komentar:

Posting Komentar